feedburner
Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

feedburner count

Star Sport

Jaya Tak Anggap Enteng Deltras


KONDISI Deltras Sidoarjo saat ini tidak semengilap tahun lalu. Jika melihat klasemen sementara Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009, posisi Deltras berada di papan bawah. Sementara Persib bertengger di papan tengah.

Meski demikian, Pelatih Persib Jaya Hartono tidak mau memandang sebelah mata mantan klub yang pernah ditukanginya dua musim lalu ini. 

"Saya tidak mau melihat kondisi yang dialami Deltras Sidoarjo sekarang sebagai patokan untuk bisa memenangkan pertandingan. Peluang Persib dan Deltras Sidoarjo yang berada di papan bawah sama saja," ujarnya kepada wartawan, Minggu (19/10).

Jika melihat kondisi yang dialami Deltras Sidorajo di awal musin ini, memang terjadi penurunan cukup drastis. Hal itu bisa dilihat dari hasil kurang maksimal yang diraih Firmasyah ddk. sejak LSI 2008/2009 bergulir.

"Memang hasil yang mereka raih di awal musim ini kurang bagus, setelah meraih hasil kurang maksimal di beberapa pertandingan," ungkapnya.

Sebagai bukti tidak menganggap enteng mantan klubnya, Jaya sengaja mengutus asistennya, Yusuf Bahtiar untuk mengintip pertandingan Deltras saat dijamu Pelita Jaya, Senin (13/10). Laporan pertandingan tersebut tentunya akan dijadikan bahan untuk meramu strategi melawan Deltras.

Musim ini, Jaya mengaku tidak terlalu hafal materi tim yang kini ditukangi M. Zein Alhadad tersebut. Pasalnya setelah ditinggalkannya, hanya ada tiga pemain yang masih berbaju Deltras, yaitu Christian Rene Martinez, Bambang S., dan Bakri Umarella. 

"Namun dari tiga pemain tersebut, hanya Rene yang sering menjadi starter. Sedangkan Bambang dan Bakri sering duduk di bangku cadangan," katanya. (oji/"GM")**



4 Pemain Persib Jangan Over


AHMAD YANI, (GM).-
Bagi Jaya Hartono dan empat pemain yang kini berlabuh di Persib Bandung, yaitu Hilton Moreira, Airlangga Sucipto, Hariono, dan Waluyo, pertandingan melawan mantan klubnya, Deltras Sidoarjo, Rabu (22/10) bisa dikatakan sebagai ajang reuni. Meski demikian, Jaya mengingatkan empat pemain Persib yang musim lalu berbaju Deltras Sidoarjo itu untuk bermain normal dan tidak berlebihan.


"Saya ingatkan kepada mereka untuk tampil melawan mantan klubnya dengan menampilkan permainan seadanya tidak dilebih-lebihkan," ujar Jaya kepada wartawan, usai memandu latihan di Stadion Persib, Jln. Ahmad Yani Bandung, Minggu (19/10).

Dijelaskan pelatih yang musim lalu menukangi Deltras ini, sikap dan permainan yang berlebihan akan berdampak negatif terhadap penampilan Persib secara keseluruhan. Bermain secara berlebihan, nantinya akan menimbulkan sikap over dan lupa memikirkan diri sendiri.

"Sikap over ini, yang tidak saya inginkan terjadi dalam pertandingan nanti, yang diperlihatkan pemain Persib yang musim lalu memperkuat Deltras Sidoarjo," katanya.

Jika hal tersebut benar-benar terjadi, lanjutnya, permainan Persib bisa acak-acakan atau tidak karuan. Hal itu tentu akan merusak kesolidan dan koordinasi permainan.

"Kondisi seperti itu akan membuat permainan acak-acakan, sehingga sangat merugikan Persib," katanya.

Sikap over yang dilakukan para pemain saat bertanding melawan mantan klubnya, dalam penilaian Jaya, sering terjadi dalam sebuah pertandingan. Namun akibatnya bukannya positif, melainkan negatif.

"Saya melihat kondisi seperti itu sering terjadi dan saya berharap para pemain Persib tidak terjebak melakukan hal serupa," tambahnya.

Yang harus diperlihatkan eks pemain Deltras adalah motivasi tinggi saat melawan mantan klubnya. Menurut Jaya, motivasi tinggi wajib diperlihatkan. "Motivasi untuk bermain bagus saat berhadapan dengan mantan klub adalah harus dan wajib dilakukan para pemain," tegasnya.

Saat menghadapi Deltras, Jaya meminta para pemain Persib menampilkan permainan kolektif agar bisa meraih hasil maksimal. Karena itu, setiap pemain diharapkan fokus dan berkonsentrasi penuh menghadapi laga melawan Deltras.

"Yang penting kolektivitas bermain, karena hanya dengan itulah Persib bisa meraih hasil maksimal saat menghadapi Deltras nanti," katanya. (B.111)**



Organisasi Pertahanan Persib Dimatangkan


AHMAD YANI, (GM).-Menjelang pertandingan melawan Deltras Sidoarjo di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Rabu (22/10), pelatih Persib Bandung, Jaya Hartono terus mematangkan organisasi pertahanan pasukannya. Pada sesi latihan sore di Stadion Persib, Jln. A. Yani Bandung, Jumat (17/10), Jaya terlihat fokus menggenjot para pemain belakang, terutama trio Maman Abdurahman, Nyeck Nyobe Georges Clement, dan Edi Hafid Murtado.


"Sore ini (kemarin, red), fokus latihan kita memang kepada organisasi dan koordinasi di lini pertahanan. Karena itu, berbagai variasi set piece saya berikan dalam latihan kali ini untuk diantisipasi pemain belakang," kata Jaya usai memimpin sesi latihan sore kemarin.
Berdasarkan pengamatan "GM", pada sesi latihan kemarin, Jaya terlihat semakin matang memasang Edi Hafid sebagai stoper pengganti Nova Arianto yang harus absen akibat hukuman akumulasi kartu kuning. Dalam latihan set piece itu, Edi Hafid sudah dipasangkan dengan Nyeck di posisi stoper dan Maman yang tampil sebagai libero.


Ketiga pemain belakang Persib itu didampingi dua bek sayap, Gilang Angga Kusumah dan Hari Salisburri yang harus membantu lini pertahanan. Kelima pemain ini harus mengantisipasi berbagai variasi umpan silang, serta tendangan bebas di sekitar areal penalti.
"Tujuannya memang agar para pemain belakang kita bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan serangan lawan, baik itu dari umpan crossing maupun bola-bola mati tendangan bebas," ujar mantan pelatih Deltras ini.


Percaya Edi
Semakin mantapnya Jaya untuk memasang Edi Hafid sebagai starter pada saat menghadapi Deltras nanti diakui secara terbuka oleh Jaya. Ia mengatakan, pemasangan Edi Hafid bukan semata lantaran tidak ada pilihan lain, menyusul cederanya Waluyo, tapi karena ia percaya dengan kapasitasnya.


"Saya percaya dengan kemampuan Edi Hafid. Lagi pula, dia sudah lama bermain di Persib. Soal pematangan dalam sesi latihan kali ini, hanya karena Edi Hafid jarang mendapatkan kesempatan. Buktinya, dia main bagus saat bermain di Semarang melawan PSMS," kata Jaya.
Jaya juga tidak meragukan kalau Edi Hafid bakal tampil grogi pada saat dipercaya menjadi starter untuk pertama kalinya pada musim ini. "Sedikit nervous mungkin. Tapi, saya sudah meminta Maman, sebagai pemain paling belakang (libero, red), untuk terus berkomunikasi dan memompa semangat Edi Hafid. Saya percaya, tidak ada persoalan," kata Jaya.


Kendati fokus latihan lebih ke organisasi pertahanan, namun Jaya juga tetap meminta para pemain depan yang diplotnya bakal dipasang pada saat melawan Deltras, yaitu Rafael Alves Bastos dan Hilton Moriera, untuk tetap serius dalam melakukan duel dengan pemain belakang.
"Dengan begitu, selain organisasi pertahanan bisa didapat, pemain depan juga bisa mengasah kemampuan untuk menerobos lini pertahanan lawan," kata Jaya. (B.82)**




Persib Tidak Akan Dimiliki Indivudu


BANDUNG, TRIBUN - Ketua Harian Persib Edi Siswadi memberi garansi semua aspek legal yang dibutuhkan Persib untuk jadi tim profesional, akan tuntas diurus pada akhir tahun ini. Edi optimistis, sebagai klub profesioanl Persib pada gilirannya akan tumbuh sebagau sebuah perusahaan yang biasa membiayai dirinya sendiri.


“Dengan pengelolaan yang profesional Persib menjadi perusahaan yang akan memberikan keuntungan bagi para pemilik saham,” ujar Edi pada acara launching program Komunitas Pecinta Persib 1933, Rabu (15/10) malam.


Edi menegaskan pihaknya selama ini terus bekerja untuk bisa melahirkan Persib sebagai klub sekaligus perusahaan profesional. Untuk jadi klub profesional, Edi mengatakan Persib harus dikelola bersama secara profesional pula. “Kita bersama-sama akan menciptakan era baru Persib yang profesional. Ini menjadi bukti Persib selama ini tidak dikelola secara angin lalu,” tutur Edi.


Salah satu upaya meredesain Persib ke arah profesionalisme, Edi mengakui yang paling mendesak adalah menata komposisi saham kepemilikan tim Maung Bandung. “Kita belum bagaimana komposisinya nanti. Tapi yang pasti saham Persib tidak akan dimiliki perseorangan. Peran pemerintah daerah (Bandung) tetap dibutuhkan Persib,” urai Edi kepada wartawan.


Edi mengingatkan Persib tidak mungkin lepas dari pemerintah Kota Bandung, alasannya Persib sudah menjadi milik, menjadi roh, dan menjadi jiwa masyarakat Bandung dan bahkan Jawa Barat. “Untuk itu pemerintah Kota Bandung harus memiliki sahan Persib. Tapi itu tadi prosentasenya belum bisa ditentukan,” kata Edi.


Menurut Edi dengan memberikan hak kepemilikan saham Persib kepada pemerintah Kota Bandung, juga sebagai upaya agar Persib tidak dimiliki perseorangan atau individu. “Langkah itu juga agar Persib tidak lepas dari Kota Bandung. Bila dimiliki perseorangan, Persib bisa saja sepertim Persijatim yang pernah pindah ke Solo dan Palembang. Bagaimana seandainya bila Persib dimiliki perseorangan dan dipindahkan ke Papua. Yang kasihan bobotoh harus ke Papua untuk mendukung Persib,” ucap Edi sambil tersenyum. (daf)



Persib Keberatan Jadwal Laga Lawan PSM



Persib Bandung secara resmi mengirimkan surat keberatan atas permintaan PSM Makassar melalui Badan Liga Indonesia (BLI) yang menginginkan agar pertemuan kedua tim pada putaran pertama Liga Super Indonesia (LSI) 2008-2009, 26 Oktober mendatang, dilakukan di Bandung terlebih dahulu. Alasan Persib, sejauh ini pihaknya belum mendapatkan izin keramaian maupun penggunaan stadion yang akan digunakan sebagai tempat pertandingan.
"Kita bukannya menolak permintaan BLI untuk menjadi tuan rumah terlebih dahulu. Tapi, sejauh ini kita belum mendapatkan izin dari pihak-pihak terkait," kata Sekretaris Eksekutif Persib, Edi Djukardi ketika dihubungi "GM", Kamis (9/10).


Berdasarkan jadwal awal yang sudah dirilis BLI, pada putaran pertama ini, sedianya pertemuan PSM dan Persib pada putaran pertama dijadwalkan berlangsung di Stadion Andi Mattalatta, Makassar. Namun, karena ada proses pemilihan kepala daerah (pilkada) di ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan itu, PSM melalui BLI meminta Persib untuk menjadi tuan rumah lebih dulu.
Dikatakan Edi, setelah permintaan BLI itu dikonsultasikan, manajemen tim ternyata merasa keberatan dan tetap memilih dijamu PSM lebih dulu dan bertindak sebagai tuan rumah pada putaran kedua mendatang sesuai dengan jadwal semula.


Dua partai aman
Sementara itu, pada Kamis (9/10), Badan Pengelola (BP) Stadion Si Jalak Harupat Soreang, Kab. Bandung, akhirnya hanya mengizinkan Persib untuk menggunakan stadion tersebut pada saat menjamu Persijap Jepara (Kamis, 30/10) dan Persita Tangerang (Sabtu, 8/11). Sedangkan izin dua laga Persib lainnya, yaitu melawan PSM (Minggu, 26/10) dan Arema Malang (Minggu, 2/11) tidak diberikan karena alasan pemeliharaan stadion.


"Pemeliharaan stadion, terutama rumput, memerlukan waktu yang cukup lama. Kita tidak ingin rumput stadion menjadi cepat rusak karena terus-menerus dipakai pertandingan," ujar Sekretaris BP Stadion Si Jalak Harupat, Ahmad Ruslani di Sekretariat BP Si Jalak Harupat Soreang, Kamis (9/10).


Menurut Ruslani, hanya dua pertandingan yang diizinkan karena terlalu berdekatannya jadwal pertandingan yang satu dengan pertandingan yang lainnya. "Kita sudah sampaikan keputusan ini kepada Panpel Persib Bandung hari ini (kemarin, red)," ungkapnya.
Meskipun demikian, pihaknya masih belum tahu apakah keputusan tersebut bisa diubah atau tidak. Namun yang pasti, katanya, sampai saat ini BP sudah mengambil keputusan seperti itu. "Ya, sementara kita hanya mengeluarkan izin untuk dua pertandingan. Untuk ke depannya seperti apa, saya tidak tahu," katanya.


Dalam kesempatan itu, BP Si Jalak Harupat juga menyarankan kepada Panpel Persib untuk menyediakan layar lebar pada laga berikutnya. Hal ini didasari besarnya animo bobotoh pada pertandingan Persib sebelumnya. "Ini merupakan antisipasi untuk para penonton yang tidak kebagian tiket masuk supaya tidak melakukan hal anarkis dan merusak stadion," ujarnya. (B.82/B.111)**